Baca 4 menit

Menggunakan Vue Prototype Untuk Shared Utilities

Ada beberapa cara untuk membuat fungsi utility dalam suatu aplikasi Vue. Namun saya pikir cara yang paling baik adalah memanfaatkan prototype Vue. Pada artikel ini, saya akan memberikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari beberapa pendekatan dan menjelaskan mengapa saya memilih menggunakan prototype untuk kasus ini.

Menggunakan modul sederhana

Membuat sebuah modul JS merupakan cara yang paling mudah untuk membuat fungsi utility. Sederhananya, tulis sebuah fungsi dalam suatu file JS, lalu impor dia ke dalam file JS yang mau menggunakannya. Berikut adalah contoh bagaimana kita dapat menggunakan modul JS dalam sebuah komponen.

// asset-utility.js

export function imageUrl(path) {
  return `https://cdn.com/${path}`;
}
<template>
  <div>
    <img :src="logoUrl">
  </div>
</template>

<script>
// lalu dalam komponen kamu
import { imageUrl } from './asset-utility';

export default {
  data() {
    return {
      logoUrl: imageUrl('/your-logo.png'),
    };
  },
};
</script>

Contoh di atas menunjukkan bahwa fungsi kita hanya dapat digunakan sekali dengan parameter yang tetap. Apabila saya ingin menggunakan fungsi itu lagi tapi dengan parameter yang berbeda, saya mungkin perlu membuat beberapa data atau computed dengan kode yang serupa.

Untuk membuatnya lebih simpel, bagaimana kalau kita memanggil fungsi tersebut langsung di dalam template komponen saja? Dengan begini, kita tidak perlu membuat data atau computed berkali-kali untuk setiap path atau parameter. Untuk itu, saya perlu membuat fungsi tersebut supaya bisa diakses dalam konteks objek komponen kita.

<template>
  <!-- koleksi gambar -->
  <div>
    <img :src="imageUrl('/poster-image-1.jpg')">
    <img :src="imageUrl('/poster-image-2.jpg')">
    <img :src="imageUrl('/poster-image-3.jpg')">
  </div>
</template>

<script>
import { imageUrl } from './asset-utility';

export default {
  methods: {
    imageUrl,
  },
};
</script>

Nah, sekarang komponen kita sudah lebih baik, tapi pendekatan ini bakal cepat usang. Menggunakan gaya ngoding seperti ini membuat saya harus selalu menulis referensi impor dan methods setiap kali saya ingin menggunakan fungsi utility dalam beberapa komponen yang berbeda.

Menggunakan mixin

Karena kita perlu membuat fungsi tersebut dapat diakses dalam konteks objek komponen kita, kenapa tidak pakai mixins saja sekalian?

// Ubah kode utility menjadi mixin
// mixins/asset-utility.js
export default {
  methods: {
    imageUrl(path) {
      return `https://cdn.com/${path}`;
    },
  },
};
<template>
  <!-- koleksi gambar -->
  <div>
    <img :src="imageUrl('/poster-image-1.jpg')">
    <img :src="imageUrl('/poster-image-2.jpg')">
    <img :src="imageUrl('/poster-image-3.jpg')">
  </div>
</template>

<script>
import assetUtility from './mixins/asset-utility';

export default {
  mixins: [assetUtility],
};
</script>

Dengan menggunakan mixins, saya tidak perlu lagi menulis methods dalam komponen. Hal ini dapat menghemat beberapa baris kode, tapi saya tetap perlu menulis referensi impor ke file mixins dan mendeklarasikannya dalam setiap komponen.

Ada dua hal yang mengganggu saya saat mengubah kode menjadi sebuah mixin. Apakah kamu tahu apa saja hal tersebut?

Pertama adalah kejelasan referensi. Saat saya mengubah kode menjadi mixin, saya tidak bisa mengetahui secara langsung apa saja fungsi yang tersedia dalam sebuah mixin dengan hanya melihat kode di komponen. Hal ini terjadi karena saat membuat mixin, saya perlu mengekspor beberapa kode sekaligus dari modul.

Kedua adalah saya memberikan akses yang luas kepada fungsi utility. Meskipun kita gak mau, sekarang fungsi utility kita bisa mengakses komponen secara penuh. Sebagai contoh, saya bisa saja mengubah sebuah state dari dalam mixin untuk mengubah cara kerja dari komponen. Implementasi seperti ini tidak bagus karena bisa menambah kompleksitas yang tidak perlu dan dapat memunculkan bugs di kemudian hari.


Menggunakan prototype

Untuk mencegah hal yang tidak kita inginkan dari sebuah mixin, kita bisa menggunakan prototype untuk membuat fungsi utility. Coba lihat contoh berikut ini.

// misal ini adalah file utama aplikasi Vue kita
// main.js
import Vue from 'vue';
import { imageUrl } from './asset-utility';

Vue.prototype.$imageUrl = imageUrl;

const app = new Vue({
 // konfigurasi vue ditulis disini...
});

app.$mount('#app');
<template>
  <!-- koleksi gambar -->
  <div>
    <img :src="$imageUrl('/poster-image-1.jpg')">
    <img :src="$imageUrl('/poster-image-2.jpg')">
    <img :src="$imageUrl('/poster-image-3.jpg')">
  </div>
</template>

Implementasi ini memberikan kita keuntungan dari mixin tanpa menimbulkan pemberian akses yang berlebihan kepada fungsi utility kita. Karena setiap komponen mewarisi konteks dari objek Vue, fungsi utility juga dapat diakses dari dalam konteks sebuah komponen. Bonusnya adalah, fungsi utility tidak dapat lagi mengakses konteks dari komponen. Dengan cara ini, saya hanya perlu ngoding sekali di main.js, lalu fungsi utility-nya bisa dipanggil di semua komponen dalam aplikasi.

Apabila kamu memperhatikan dengan jeli, sekarang kita sudah tidak perlu menulis kode apapun pada tag script. Kamu juga bisa memanggil fungsi this.$imageUrl di dalam tag script komponen kamu tanpa menulis kode tambahan.

Kamu juga bisa menulis sebuah plugin untuk mengurangi inisialisasi prototype dalam file main.js.

// plugins/asset.js
import { imageUrl } from './asset-utility';

export default {
  install(Vue) {
    Vue.prototype.$imageUrl = imageUrl;
  },
};

// main.js
import Vue from 'vue';
import assetPlugin from './plugins/asset';

Vue.use(assetPlugin);

const app = new Vue({
 // konfigurasi vue ditulis disini...
});

app.$mount('#app');

Penutup

Sekarang kita sudah mengulas beberapa cara untuk membuat shared utilities. Menurut pengalaman saya, cara yang paling baik untuk membuat shared utilities adalah dengan memanfaatkan prototype. Dengan menggunakan prototype, kita dapat mengurangi duplikasi sekaligus memberikan limitasi akses terhadap konteks sebuah komponen.